.post-body img { width:500px! important; height:auto! important;}

Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header Ad

//

Breaking News

latest

Netanyahu Akui! Israel Rekrut Kelompok Kriminal Bersenjata di Gaza, Situasi Makin Mencekam!

Gaza - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akhirnya secara terbuka mengakui bahwa pemerintahannya memanfaatkan kelompok kriminal be...


Gaza - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akhirnya secara terbuka mengakui bahwa pemerintahannya memanfaatkan kelompok kriminal bersenjata lokal di Gaza untuk membantu menghadapi Hamas. Pernyataan mengejutkan ini disampaikan melalui sebuah video yang diunggah di platform X pada Kamis (5/6/2025), usai serangan militer Israel yang kembali menewaskan sedikitnya 52 warga sipil Palestina.

Netanyahu menjelaskan bahwa kelompok-kelompok bersenjata berbasis klan ini diaktifkan atas saran dari para pejabat keamanan Israel. Ini menjadi pengakuan resmi pertama dari otoritas Israel tentang keterlibatan langsung mereka dalam mendukung kelompok bersenjata Palestina yang dikenal memiliki kekuatan berbasis keluarga.

Mengutip laporan Al Jazeera, kelompok-kelompok ini kerap dituding oleh relawan kemanusiaan sebagai pelaku kekerasan terhadap warga sipil, penjarahan bantuan, hingga aksi kriminal lainnya. Kondisi Gaza sendiri saat ini kian memburuk akibat blokade total yang telah diberlakukan sejak Oktober 2023, memicu ancaman kelaparan massal di wilayah tersebut.

Seorang pejabat Israel yang tak disebutkan namanya mengungkapkan kepada Associated Press bahwa salah satu kelompok yang dimaksud adalah “Pasukan Populer”, dipimpin oleh Yasser Abu Shabab, seorang tokoh klan ternama di Rafah. Media Israel, Haaretz, sebelumnya juga sempat melaporkan aktivitas kelompok ini, yang disebut-sebut sebagai “Unit Anti-Teror” beranggotakan sekitar 100 pria bersenjata dan beroperasi atas restu militer Israel.

Dalam beberapa minggu terakhir, kelompok yang dipimpin Abu Shabab ini diketahui turut mengawal pengiriman bantuan ke pusat distribusi baru yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel, yang dijalankan oleh sebuah organisasi misterius bernama Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

Hamdah Salhut, jurnalis Al Jazeera yang melaporkan dari Amman, Yordania, menyebutkan bahwa pengakuan Netanyahu tersebut langsung memicu gelombang kritik tajam, baik dari oposisi di dalam negeri maupun komunitas internasional.

“Oposisi Israel menegaskan bahwa keputusan ini sama sekali tidak pernah dibahas dalam rapat kabinet. Netanyahu secara sepihak memutuskan menggunakan kelompok bersenjata itu untuk memburu Hamas di Gaza,” ujar Salhut.

Di dalam negeri, banyak warga Israel juga menentang langkah ini. Mereka khawatir kelompok-kelompok bersenjata itu justru akan menimbulkan kekacauan dan sulit dikendalikan di kemudian hari.

Sementara itu, situasi di Gaza terus memburuk. Serangan demi serangan menghantam wilayah pesisir yang terkepung, di tengah kondisi warga sipil yang nyaris kehabisan logistik pangan. Sejak sepekan terakhir, lebih dari 100 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan dan insiden berdarah di lokasi-lokasi distribusi bantuan yang dikelola GHF.

Dalam empat kejadian terpisah, tentara Israel disebut melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang tengah mengantre bantuan makanan, memancing kecaman luas dari berbagai negara dan organisasi kemanusiaan internasional.

No comments