GMO Gaza Tuding Pusat Bantuan Kemanusiaan Dijadikan Perangkap Mematikan oleh Israel Gaza — Kantor Media Pemerintah Gaza (GMO) menuding ...
GMO
Gaza Tuding Pusat Bantuan Kemanusiaan Dijadikan Perangkap Mematikan oleh Israel
Gaza — Kantor Media Pemerintah Gaza (GMO) menuding pendudukan
Israel telah mengubah pusat bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut menjadi
lokasi penyergapan mematikan bagi warga sipil Palestina. Tuduhan ini muncul
setelah serangkaian insiden berdarah terjadi di lokasi-lokasi yang seharusnya
menjadi tempat distribusi bantuan.
Ratusan Korban dalam 8 Hari
Menurut laporan yang dikutip dari
Middle East Monitor, dalam waktu hanya delapan hari, sedikitnya 103 warga
Palestina tewas dan 490 lainnya terluka saat berusaha mendapatkan
bantuan di pusat-pusat distribusi yang baru dibuka di Rafah dan Wadi Gaza. GMO
menyebut kejadian ini sebagai "pembantaian yang terencana dan
berulang".
Salah satu insiden paling mematikan
terjadi di Rafah, ketika pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan ke arah
warga yang tengah mengantre bantuan, menewaskan 27 orang dan melukai lebih dari
90 lainnya.
Bantuan Dijadikan Senjata
GMO menuduh pusat-pusat bantuan
tersebut dikelola oleh pendudukan Israel bersama perusahaan keamanan Amerika,
tanpa pengawasan kemanusiaan independen. Mereka menyebutnya sebagai “perangkap
umpan berdarah” yang memanfaatkan penderitaan warga yang kelaparan akibat
blokade.
“Warga sipil yang putus asa
dipancing ke lokasi ini, lalu diserang dengan kejam,” tegas GMO dalam
pernyataannya.
Kecaman dan Tuntutan Internasional
Dalam pernyataan resminya, GMO
menyebut tindakan ini sebagai pelanggaran serius terhadap hukum humaniter
internasional, khususnya Pasal 2 Konvensi Genosida 1948, dan menuntut campur
tangan segera dari PBB, Dewan Keamanan, serta organisasi kemanusiaan dunia.
Mereka meminta agar jalur bantuan
kemanusiaan dibuka tanpa campur tangan militer Israel, dan proses distribusi
dilakukan sepenuhnya oleh lembaga internasional netral.
Zona Penyangga yang Disebut
‘Perangkap Darah’
GMO juga menolak keras pembentukan “zona
penyangga” atau “koridor kemanusiaan” versi Israel, yang menurut
mereka hanya menjadi lokasi eksekusi massal bagi warga sipil yang putus asa.
Di akhir pernyataannya, GMO
memperingatkan bahwa kelambanan dan kebungkaman dunia internasional atas
kekejaman ini sama saja dengan memberi izin bagi genosida yang terus
berlangsung di Gaza.
“Pembantaian ini terjadi di siang
bolong, di depan mata dunia. Ini adalah genosida nyata, tanpa akuntabilitas,” tegas GMO.
No comments